STRATEGI GURU
DALAM MENERAPKAN PENILAIAN PORTOFOLIO UNTUK MENGEMBANGKAN KREATIVITAS BELAJAR
SISWA KELAS XI IPS 1 PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMAN 1 GANGGA TAHUN AJARAN
2011/2012
A. Konteks Penelitian
Pendidikan merupakan salah satu kegiatan yang
universal dalam kehidupan manusia, dimanapun
ada masyarakat, disana pula terdapat pendidikan. Banyak Negara mengakui
bahwa persolan pendidikan merupakan persoalan yang pelik, namun semuanya
merasakan bahwa pendidikan tugas Negara yang amat penting, bangsa yang ingin
maju, membangun, dan berusaha memperbaiki keadaan masyarakat dan dunia, tentu
menyatakan bahwa pendidikan merupakan kunci, dan tanpa kunci usaha mereka akan
gagal. [1]
Dalam undang-undang 1945, salah satu tujuan
nasional yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan
bangsa. Bangsa yang berhasil adalah bangsa yang bisa memberikan kemajuan dalam
bidang ilmu pengetahuan. Salah satu upaya untuk memajukan ilmu pengetahuan
adalah dengan cara memajukan pendidikan.
Hampir
semua orang dikenai pendidikan dan melaksanakan pendidikan, sebab pendidikan
tidak pernah terpisah dengan kehidupan manusia. Anak-anak menerima pendidikan
dari orang tuanya dan manakala anak-anak sudah dewasa dan berkeluarga mereka
juga akan mendidik anaknya, begitu pula disekolah dan perguruan tinggi, para
siswa dan mahasiswa di didik oleh guru dan dosen.[2]
Pendidikan merupakan investasi yang paling
urgen bagi setiap bangsa, bangsa yang sedang giatnya membangun. Lancarnya
pembangunan disuatu bangsa ditentukan oleh mutu pendidikan.
Mutu pendidikan sangat tergantung pada
komponen-komponen yang terdapat dalam pendidikan, diantara komponen yang sangat
mempengaruhi berhasil tidaknya pendidikan adalah tergantung dari kualitas guru
dengan kata lain guru harus profesional.
Kualitas proses
belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh kualitas kinerja guru. Oleh karena
itu, usaha meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan proses belajar
mengajar, perlu secara terus menerus mendapatkan perhatian dari penaggung jawab
sistem pendidikan.[3]
Made pidarta mengemukakan
faktor-faktor yang mempengaruhi sistem pendidikan yaitu:
a.
Filsafat
negara
b.
Agama
c.
Sosial yang
mencakup psikologi, peranan
kelompok profesi, dan keimanan
d.
Kebudayaan
yang diartikan sebagai ilmu, teknologi, kesenian dan norma
e.
Ekonomi yang
mencakup keterampilan berpikir, keterampilan tangan, dan perkembangan ekonomi
f.
Politik yang
mencakup, ideologi,cita-cita, dan semangat kebangsaan
g.
Demografi,
terdiri dari perkembangan penduduk, penyebaran penduduk, dan kepadatan
penduduk.[4]
Tujuan pendidikan pada umumnya ialah
menyediakan lingkungan yang memungkinkan anak didik untuk mengembangkan bakat
dan kemampuannya secara optimal, sehingga ia dapat mewujudkan diri dan dapat
berfungsi sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan pribadinya dan kebutuhan
masyarakat.
Untuk mewujudkan hal tersebut salah
satu program yang dilakukan pemerintah indonesia dalam bidang pendidikan adalah
memusatkan mutu pendidikan pada peningkatan kegiatan belajar mengajar (KBM)
yang didalamnya terdapat guru dan siswa sebagai unsur-unsur manusiawi seperti
kemampuan, keterampilan, motivasi, kreativitas dan lain sebagainya yang berbeda
antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Karena adanya perbedaan tersebut
maka perlu difikirkan upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang ada.
Pembelajaran sebagai proses dalam
senuah pendidikan memerlukan siasat, metode, dan teknik yang bermacam-macam
sehingga siswa dapat memahami materi dengan baik dan mendalam. Untuk mewujudkan
proses dan produk tersebut, kemampuan mendayagunakan metode atau cara mengajar
dan cara didalam melakukan penilaian terhadap peserta didik sangat diperlukan
untuk lebih menjamin swadaya dan swakarsa peserta didik yang sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta demi tercapainya tujuan
pendidikan yang telah ditentukan.
Masalah pendidikan sama sekali tidak
bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Pendidikan bagi manusia merupakan
kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa adanya pendidikan
manusia akan mengalami kesulitan untuk berkembang lebih maju, sejahtera dan
bahagia menurut konsep pandangan hidupnya. Bahkan maju mundurnya Negara
tergantung dari maju mundurnya pendidikan di negara tersebut.
Oleh karena itu, pemerintah Indonesia
telah banyak melakukan pembenahan dalam bidang pendidikan seperti
penyelenggaraan pendidikan nasional yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan perkembangan masyarakat pada masing-masing daerah
dan kebutuhan masyarakat.
Dalam upaya mewujudkan hal tersebut, maka
fungsi dan peranan sekolah, guru, siswa maupun masyarakat serta pihak-pihak
terkait hendaknya benar-benar difungsikan dengan baik sehingga mata pelajaran
ilmu pengetahuan sosial khususnya mata pelajaran ekonomi yang diajarkan di
sekolah dapat berhasil dengan baik sesuai dengan harapan yang diinginkan.
Dalam penerapan kurikilum tingkat
satuan pendidikan (KTSP) siswa perlu dibekali dan dipersiapkan mengahadapi
perubahan. Oleh karena itu, siswa perlu dibekali dengan empat pilar pendidikan
yaitu peserta didik harus diberdayakan agar mau dan mampu memperkuat untuk
memperkaya pengalaman belajarnya (learning
to do) dengan meningkatkan interaksi dengan lingkungannya baik lingkungan
fisik, sosial, maupun budaya sehingga mampu membangun pemahaman maupun
pengetahuannya terhadap dunia sekitarnya
(learning to know).
Diharapkan hasil interaksi dengan
lingkungannya itu dapat membangun pengetahuan dan kepercayaan dirinya (learning to be). Kesempatan berinteraksi
dengan berbagai individu atau kelompok yang bervariasi (learning to live together) akan membentuk kepribadiannya untuk
memahami kemajemukan dan melahirkan sikap-sikap positif dan toleran terhadap
keanekaragaman dan perbedaan hidup[5].
Paradigma baru pendidikan IPS
khususnya ekonomi menghendaki dilakukan inovasi yang terintegrasi dan
berkesinambungan. Salah satu cara untuk mewujudkannya yaitu inovasi yang
dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran dikelas. Kebiasaan yang dilakukan
guru dalam mengumpulkan informasi mengenai tingkat pemahaman siswa melalui
pertanyaan, observasi, pemberian tugas, dan tes akan sangat bermanfaat dalam
melakukan tingkat penugasan dan dalam evaluasi keefektifan pembelajaran.
Informasi yang akurat mengenai sejauh
mana pemahaman siswa dalam belajar serta tentang hasil belajar, minat, dan
kebutuhan siswa hanya dapat diperoleh melalui penilaian dan evaluasi yang
efektif. Dalam pelaksanaan penilaian pada hakikatnya harus dialkukan secara
berkala dan berkesinambungan, disamping itu juga penilaian harus dapat menaksir
kemampuan secara menyeluruh yang meliputi proses, dan hasil pertumbuhan dan
perkembangan wawasan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dicapai dalam
belajar.
Untuk menghindari adanya berbagai
kelemahan dalam pelaksanaan penilaian, maka dikembangkan sistem penilaian yang
lebih konferhensif yang mempertimbangkan segala aspek dari siswa yang dilakukan secara berkala dan
berkesinambungan seperti penilaian portofolio, dimana penilaian ini merupakan
penilaian berbasis kelas terhadap sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang diambil selama proses
pembelajaran dalam kurun waktu tertentu, digunakan oleh guru dan peserta didik
untuk memantau perkembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta didik
dalam mata pelajaran tertentu[6].
Misalnya untuk menentukan nilai
semester siswa maka seorang guru menyimpulkan dari nilai rata-rata,
hasilulangan harian,tugas-tugas terstruktur dan kemudian semua indikator dan
hasilbelajar siswa tersebut tercatat dan didokumentasikan kedalam sebuah map.
Di harapkan dengan inovasi sistem
penilaian yang baru yang tidak hanya menerapkan penilaian konvensional yang
mana hasil belajar siswa hanya dinilai berdasarkan kemampuan siswa pada
penugasan dan kecendrungan siswa belajar berorientasi pada penguasaan materi secara
kognitif saja dapat mengembangkan kekeratifan (kreativitas) siswa dalam belajar
sehingga bakat mereka dapat tersalurkan karena kendala terhadap gerakan
kreativitas terletak pada alat-alat ukur (tes) yang biasanya dipakai di
sekolah-sekolah, yaitu tes intelegensi tradisional yang hanya mengukur
kemampuan kognitif siswa semata sehingga dengan demikian, pengembangan
kemampuan mental-intelektual anak secara utuh diabaikan[7].
Setelah peneliti
mengadakan observasi awal bahwa diketahui di SMAN I Gangga terdapat permasalahan yang kompleks
terutama tentang guru yang menggunakan
strategi dalam menilai dengan menggunakan potopolio dalam mengembangkan
kreativitas siswa khususnya di kelas XI IPS 1 mengalami suatu kendala sehingga
guru merasa kesulitan dalam proses pengembangan kreativitas belajar siswa. Menurut hemat penulis, salah satu penyebab kurang efektif seorang
guru dalam penggunaan strategi
tersebut adalah kurang memperhatikan minat, bakat.[8]
Hal ini merupakan permasalahan yang perlu diteliti lebih lanjut, oleh karena itu
peneliti tertarik melakukan penelitian tentang “Strategi Guru Dalam Menerapkan Penilaian Portopolio Untuk Mengembangkan Kreativitas Belajar Siswa Kelas XI IPS 1 Pada Mata Pelajaran Ekonomi DI SMAN 1 Gangga Tahun Ajaran 2011/2012”
B. Fokus Penelitian
Adapun yang fokus penelitian ini adalah :
1.
Bagaimanakah Strategi Guru dalam Menerapkan Penilaian Portofolio untuk Mengembangkan Kreativitas Belajar Siswa Kelas XI IPS 1 Pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMAN 1 Gangga Tahun Ajaran 2011/2012?”
2.
Apakah Kendala yang dihadapi dalam Strategi Guru dalam Menerapkan Penilaian Portofolio untuk Mengembangkan Kreativitas Belajar Siswa Kelas XI IPS 1 Pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMAN 1 Gangga Tahun Ajaran 2011/2012?”
3.
Apakah upaya-upaya yang dilakukan dalam Strategi Guru dalam Menerapkan Penilaian Portofolio untuk Mengembangkan Kreativitas Belajar Siswa Kelas XI IPS 1 Pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMAN 1 Gangga Tahun Ajaran 2011/2012?”
C. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk :
a.
Mengetahui Strategi Guru dalam Menerapkan Penilaian Portofolio untuk Mengembangkan Kreativitas Belajar Siswa Kelas XI IPS 1 Pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMAN 1 Gangga Tahun Ajaran 2011/2012?”
b.
Mengetahui Kendala yang dihadapai dalam Strategi Guru dalam Menerapkan Penilaian Portofolio untuk Mengembangkan Kreativitas Belajar Siswa Kelas XI IPS 1 Pada Mata
Pelajaran Ekonomi di SMAN 1 Gangga Tahun Ajaran 2011/2012?”
c.
Mengetahui
Upaya yang dilakukan dalam Strategi Guru dalam Menerapkan Penilaian Portofolio untuk Mengembangkan Kreativitas Belajar Siswa Kelas XI IPS 1 Pada Mata
Pelajaran Ekonomi di SMAN 1 Gangga Tahun Ajaran 2011/2012?”
2. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini secara garis
besar terbagi menjadi 2, yaitu :
a.
Secara
Teoritis
Diharapkan setelah penelitian ini
dapat menambah khazanah keilmuan bagi
guru dan calon guru dalam upaya Pengembangan kreativitas siswa serta masyarakat
pada umumnya.
b.
Secara
Praktis
1)
Sebagai sumbangan ilmiah kepada kepala SMAN 1 Gangga dalam upaya
penerapan penilaian portopolio dalam mengembangkan minat, bakat kepemimpinannya
sebagai supervisor.
2)
Sebagai bahan masukan kepada semua guru dan staf di SMAN 1 Gangga dalam meningkatkan
kualitasnya mengajarnya.
3)
Sebagai
telaah pustaka kepada peneliti lain yang berminat untuk mengembangkan
penelitian ini pada masa-masa yang akan datang.
D. Ruang Lingkup dan Setting
Penelitian
1.
Ruang Lingkup
Dalam penelitian ini, ruang lingkup penelitian
dimaksudkan untuk membatasi masalah-masalah penelitian guna memudahkan peneliti
dalam memperoleh data terkait dengan fokus penelitian sehingga pembahaasan
menjadi lebih terukur.
Adapun ruang lingkup penelitian ini meliputi :
Pengertian penilaian, potopolio,
Kreativitas belajar dan Strategi Guru dalam Menerapkan Penilaian Portofolio untuk Mengembangkan Kreativitas Belajar Siswa.
2.
Setting Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti memilih
lokasi penelitian di SMAN 1 Gangga
kabupaten Lombok Utara. Alasan Peneliti mengambil lokasi penelitian
adalah SMAN 1 Gangga lokasi penelitian mudah terjangkau oleh peneliti sehingga dalam
melakukan penelitian diharapkan akan berjalan dengan efektif dan efisien serta
mendapatkan data-data yang valid. Sepengetahuan penulis belum ada seorang yang
pernah meneliti tentang strategi yang digunakan guru dalam menerapkan penilaian
portofolio untuk meningkatkan kreativitas belajar siswa di SMAN 1 Gangga.
E. Telaah Pustaka
Telaah pustaka ini dilakukan untuk
mengetahui posisi penelitian yang dilakukan peneliti (state of affairs) diantara hasil-hasil penelitiam/buku-buku
terdahulu yang bertopik senada (prior
research on the topic). Tujuannya adalah untuk mengetahui kebaharuan atau
orisinalitas dan urgensi penelitian bagi pengembangan ilmu terkait. Dalam
telaah pustaka ini, penulis akan menulis hasil-hasil penelitian terdahulu yang
bertopik senada, seperti :
1.
Penelitian yang dilakukan oleh Sutifa
Saleh dengan judul penerapan sistem
penilaian portofolio dalam meningkatkan keterampilan proses mengkomunikasikan
hasil dan prestasi belajar siswa mata pelajaran IPA terpadu –Biologi kelas VII
A di SMP negeri 13 Mataram tahun pelajaran 2009/2010. Penelitian merupakan jenis penelitian tindakan kelas
(PTK)[9]
2.
Penelitian yang dilakukan oleh Ziadatul Khaer
dengan judul pengaruh pembelajaran berbasis portofolio terhadap ketuntasan
belajar bidang studi IPS (akuntansi) pada siswa kelas X jurusan akuntansi di
SMK Negeri 2 Mataram tahun pelajaran
2009/2010. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif eksperimen
yaitu ingin meneliti pengaruh variable
tertentu terhadap variable yang lainnya.[10]
Penelitian-penelitian diatas dengan
penelitian ini memang sama-sama membahas tentang portofolio sebagai objek kajian. Letak perbedaannya, bahwa penelitian
ini selanjutnya menitik beratkan pembahasan pada pengebangan kreativitas belajar dari siswa, yaitu bagaimana strategi yang digunakan
oleh guru mata pelajaran ekonomi dalam menerapkan penilaian portofolio tersebut
untuk dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam proses belajarnya, khususnya
pada mata pelajaran ekonomi.
F. Kerangka Teoritik
1.
Konsep Penilaian
a.
Pengertian
penilaian
Penilaian adalah istilah umum yang mencakup semua metode yang digunakan
untuk menilai kemampuan peserta didik. Proses penilaian mencakup pengumpulan
bukti untuk menunjukkan pencapaian belajar peserta didik.
Penilaian juga merupakan suatu pernyataan yang berdasarkan sejumlah
fakta untuk menjelaskan karaktristik seseorang atau sesuatu. Definisi penilaian
berhubungan dengan setiap bagian dari proses pendidikan yang mencakupsemua
proses pembelajaran. Dengan demikian, kegiatan penilaian tidak terbatas pada
karaktristik peserta didik saja, tetapi juga mencakup karaktristik metode
mengajar, kurikulum, fasilitas, dan administrasi sekolah. Alat yang digunakan
dalam penilaian dapat berupa metode dan prosedur formal maupun informal[11].
b.
Jenis teknik
tes dan nontes sebagai alat dalam melakukan evaluasi
1)
Pengumpulan
data tes
a)
Pengertian
tes
Menurut Anne anastasi dalam karya tulisnya yang berjudul psychological testing, yang di maksud dengan tes adalah alat
pengukur yang mempunyai standar yang obyektif sehingga dapat di gunakan secara
meluas, serta dapat digunakan untuk mengukur dan membandingkan keadaan
psikis atau tingkah laku individu.Adapun
menurut Lee J.Cronbach dalam bukunya berjudul Essential of psychological testing , tes merupakan suatu prosedur
yang sistematis untuk membandingkan tingkah laku dua orang atau lebih.
Sedangkan menurutr Goodenough, tes adalah suatu tugas atau serangkaian tugas
yang diberikan kepada individu atau sekelompok individu dengan maksud untuk
membandingkan kecakapan mereka satu sama lain[12].
Dari definisi-definisi di atas dapat kita pahami bahwa dalam dunia
pendidikan yang dimaksudkan dengan tes adalah cara yang dapat dipergunakaan
atau prosedur yang perlu ditempuh dalam rangka pengukuran dan penilaian
dibidang pendidikan yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik
berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab
atau perintah-perintah yang harus dikerjakan oleh orang yang akan dites
sehingga dapat menghasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi
yang dicapai oleh orang yang melakuakan tes tersebut.
b)
Fungsi tes
Secara umum, ada dua macam
fungsi yang dimiliki oleh tes, yaitu :
(1)
Sebagai alat
pengukur terhadap peserta didk. Dalam hubungnan ini tes berfungsi mengukur
tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik
setelah mereka menmpuh proses belajar
mengajar dalam jangka waktu tertentu.
(2)
Sebagai alat
pengukur kebnerhasilan program pengajaran, sebab melalui tes tersebut akan
dapat dikethui sudah seberapa jauh
program pengajaran yang telah ditentukan
telah dicapai.
c)
Penggolongan
tes
Sebagai alat pengukur, tes dapat dibedakan menjadi beberapa jenis atau
golongan, yaitu:
(1)
Penggolongan
tes berdasarkan fungsinya sebagai alat pengukur perkembangan/kemajuan belajar
peserta didik
(a)
Tes seleksi
Tes seleksi sering dikenal
dengan istilah ujian saringan atau ujian masuk. Tes ini dilaksanakan dalam
rangka penerimaan calon siswa baru, dimana hasilnya digunakan untuk memilih
calon peserta didik yang tegolong paling baik darisekian banyak calon yang mengikuti
tes.
(b)
Tes awal
Tes awal sering dikenal
dengan fre-test. Tes jenis ini dilaksanakn dengan tujuan untuk mengetahui sejauh manakah materi materi atau bahan
pelajaran yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh peserta didik. Jadi tes
awal adalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan kepada
peserta didik.
(c)
Tes akhir
Tes akhir dikenal dengan
istilah post-test. Tes akhir digunakan dengan tujuan untuk mengetahui
apakah semua materi pelajaran yang
tergolong penting sudah dikuasai dengan sebaik-baiknya oleh peserta didik.
(d)
Tes
diagnostik
Adalah tes yang
dilaksanakan untuk menetukan secara tepat, jenis kesukaran yang dihadapi oleh
peserta didik dalam suatu mata pelajaran tertentu.
(e)
Tes formatif
Tes formatif adalah tes
hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui, sudah sejauh manakah peserta
didik telah terbentuk (sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan)
setelah mereka mengikuti proses pembelajran dalm waktu tertentu.
(f)
Tes sumatif
Tes sumatif adalah tes hasil belajar yng dilaksanakn setelah
sekumpulan satuan program pengajaran telah diberikan.
(2)
Penggolongan
tes berdasarkan aspek psikis yang ingin diungkap.
(a)
Tes
intelegensi, yakni tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkap atau
untuk mengethui tingkat kecerdasan seseorang
(b)
Tes kemampuan
yakni salah satu tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkap kemampuan
dasar atau bakat khusus yang dimiliki oles teste
(c)
Tes sikap
yakni salah satu tes yang dipergunakan untuk mengungkap predisposisi atau kecendrungan seseorang untuk melakukan
suatu respon tertentu terhadap dunia sekitarnya, baik berupa individu-individu
atupun obyek-obyek tertentu
(d)
Tes
keperibadian yakni tes yang dilaksanakan dengan tujuan mengungkap ciri-ciri
khas dari seseorang yang banyak sedikitnya bersifat lahiriah, seperti gaya
berbicara,berpakaian,hobi.
Tes hasil belajar yang sering juga disebut dengan
istilah pencapaian, yakni tes yang biasa
digunakan untuk mengungkap tingkat pencapaian atau prestasi belajar[13].
2)
Pengumpulan
data nontes
Teknik data tes bukanlah
merupkan satu-satunya teknik atau cara yang dilakukan oleh seseorng atau guru
dalam melakukan penilaian dalam proses belajara
mengajar, disamping itu ada teknik lainnya yang dapat dipergunakan untuk
menilai hasil belaajar peserta didik yaitu data non tes. Dengan non-tes maka
penilaian hasil belajar peserta didik dilakukan tanpa menguji peserta didik,
melainkan dilakukan dengan pengamatan[14].
Adapun alat pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara
nontes terdiri dari
a)
Pengamatan
(observation)
Secara umum pengertian observasi adalah cara yang menghimpun
bahan-bahan keterangan /data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan
pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan
sasaran pengamatan.
b)
Wawancara
(interview)
..... Wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang
dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan
muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan.
.... Ada dua jenis
wawancara yang dapat dilakukan sebagai alat evaluasi adalah:
(1)
Wawancara
terpimpin yang juga sering dikenal dengan istilah wawancara berstruktur atau
wawancara sistematis
(2)
Wawancara
tidak terpimpin yang sering dikenal dengan istilah wawancara sederhan atau
wawancara tidak sistematis atau wawancara bebas.
c)
Angket
(Questionaire)
Berbeda dengan wawancara dimana penilai (evaluator) berhadapan secara langsung (face to face) dengan peserta didik atau dengan pihak lainnya, maka
dengan menggunakan angket pengumpulan
data sebagai penilaian hasil belajar jauh lebih prktis, waktu yang digunakan
lebih sedikit.
Angket dapat diberikan langsung kepada peserta didik, dapat pula
diberikan kepada orang tua mereka. Tujuan penggunaan angket atau kuisioner
dalam proses pembelajaran terutama adalah untuk memproleh data mengenai latar
belakang peserta didik sebagai salah
satu bahan dalam menganalisis tngkah laku siswa dalam proses belajar mengajar[15].
. Adapun cara mengevaluasi
data nontes terdiri dari :
a)
Performance
assasement
Penilaian performasi (Performance
assasement) adalah proses pengumpulan informasi melalui pengamatan secara
sistematis untuk mengambil keputusan terhadap siswa dan siswi. Untuk menelaah
performasi sasaran dilakukan melalui pemberian tugas performasi (performance
task). Tugas performasi merupakan bagian dari pembelajaran secara reguler.
b)
Proyek
........ Proyek adalah suatu tugas yang meminta siswa dan siswi menghasilkan
sesuatu oleh dirinya sendiri pada suatu topic yang berhubungan dengan kurikulum
dan lebih dari hanya sekedar memproduksi. Tugas dalam proyek bermanfaat untuk menilai :
(1) Keterampilan menyelidiki secara umum
(2) Pemahaman
dan penngetahuan dalam bidang tertentu
(3) Kemampuan mengaplikasi penegbetahuan dalam suatu
penyelidikan.
(4) Kemampuan
menyelidiki scara jelas.
Tahapan dalam proyek mencakup :
(1)
Perencanaan
(2)
Pengumpulan
data
(3)
Pengolaha
data
(4)
Penyajian
data
c)
Portofolio
........ Portofolio adalah
sekumpulan tugas/tes atau karya siswa dan sisiwi yang dikaitkan dengan standar
atau criteria yang telah ditentukan atau kumpulan pekerjaan individu secara
sistematis.
Beberapa perbedaan atau
kelebihan portofolio dibadingkan tes adalah:
(1)
Dapat
mewakili cakupan tujuan
(2)
Mengukur
pencapaian belajar tiap individu dengan memungkinkan adanya perbedaan antar
individu
(3)
Merupakan
pendekatan kolaboratif dalam assesmen
(4)
Memiliki
tujuan assesmen dari siswa
(5)
Menuju pada
peningkatan, usaha dan pencapaian
(6)
Memadukan
antara assesmen,mengajar dan belajar.
2.
Konsep Penilain Portopolio
a.
Model
penilaian portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian berbasis kelas terhadap sekumpulan karya peserta didik
yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang diambil selama proses
pembelajaran dalam kurun waktu tertentu, digunakan oleh guru dan peserta didik
untuk membantu perkembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik
dalam mata pelajaran tertentu[16].
Penilaian portofolio mengharuskan peserta didik untuk mengkoleksi dan
menunjukkan hasil kerja mereka. Dalam hal ini, penilaian portofolio dapat
dianggap sebagai salah satu alat pengajaran yang merupakan komponen kurikulum.
Dalam penilaian portofolio peserta didik memiliki kesempatan yang lebih banyak
untuk menilai diri sendiri dari waktu ke waktu.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian
portofolio merupakan suatu usaha menghimpun dokumen pembelajaran dengan cara
mencari dan mengumpulkan untuk memeperoleh berbagai informasi tentang
pengalaman belajar dari siswa, baik dari bukti-bukti kemajuan siswa atau
kelompok , bukti prestasi, ketrerampilan maupun sikap siswa yang dikoleksi atau
didokumentasikan dari informasi tersebut digunakan sebagi balikan (feed back) dalam mewujudkan suatu proses
belajar mengajar untuk mengumpulkan pekerjaan siswa dengan maksud tertentu dan
terpadu yang dikoleksi menurut panduan-panduan yang telah ditentukan.
b.
Fungsi dan
tujuan penilaian portofolio
Portofolio tidak hanya merupakan tempat penyimpanan hasil pekerjaan
peserta didik. Portofolio berfungsi untuk mengetahui perkembangan pengetahuan
peserta didik dan kemampuan dalam mata
pelajaran tertentu, serta pertumbuhan kemampuan peserta didik. Portofolio dapat
memberikan bahan tindak lanjut dari suatu pekerjaan yang telah dilakukan
peserta didik sehingga guru dan peserta didik berkesempatan untuk mengembangkan
kemampuannya.
Portofolio dapat pula berfungsi sebagai alat untuk :
1)
Melihat
perkembangan tanggung jawab peserta didik dalam belajar
2)
Perluasan
dimensi belajar
3)
Pembaharuan
kembali proses belajar mengajar
4)
Penekanan
pada pengembangan pandangan peserta
didik dalam belajar
Penilaian portofolio
bertujuan sebagai alat formatif maupun sumatif. Portofolio sebagai alat
formatif digunakan untuk memantau kemajuan peserta didik dari hari ke hari dan
untuk mendorong peserta didik dalam merefleksi pembelajaran mereka sendiri.
Portofolio seperti ini difokuskan pada proses perkembangan peserta didik.
Penilaian portofolio digunakan
juga untuk penilaian sumatif pada akhir semester atau akhir tahun pelajaran.
Hasil penilaian portofolio sebagai penilaian sumatif ini dapat digunakan untuk
mengisi angka raport peserta didik, yang menunjukkan prestasi peserta didik
dalam mata pelajaran tertentu. selain itu, tujuan penilaian dengan menggunakan
portofolio adalah untuk memberikan informasi kepada orang tua tentang
perkembangan peserta didik secara lengkap dengan dukungan data dan dokumen yang
akurat. Raport merupakan bentuk laporan prestasi peserta didik dalam belajar
dalam kurun waktu tertentu. Portofolio merupakan kumpulan dari raport, sehingga
raport tetap harus dibuat.
Portofolio dalam penilaian di kelas dapat digunakan untuk mencapai beberapa
tujuan yaitu :
1)
Menghargai
perkembangan yang dimiki peserta didik
2)
Mendokumentasikan
proses pembelajaran yang berlangsung
3)
Memberi
perhatian pada prestasi kerja peserta didik yang terbaik
4)
Merefleksikan
kesanggupan mengambil resiko dan melakukan eksperimentasi
5)
Meningkatkan
efektivitas proses pengajaran
6)
Bertukar
informasi dengan orang tua /wali peserta didik dan guru lain
7)
Membina dan
mempercepat pertumbuhan konsep diri postif pada peserta didik
8)
Membantu
peserta didik dalam merumuskan tujuan.
c.
Prinsip
penilaian portofolio
Berbeda dengan penilaian
lainnya, keterlibatan peserta didik dalam penilaian portofolio merupakan
sesuatu yang harus dikerjakan. Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dan
dijadikan pedoman dalam menggunakan penilaian portofolio disekolah, antara lain
:
1)
Saling
percaya
Penilaian portofolio merupakan proses penilaian yang berlangsung dua
arah antara guru dan peserta didik maupun antar peserta didik dengan peserta
didik lainnya yang harus dibina secara sinergis. Dalam penilaian portofolio
guru dan peserta didik ataupun antara peserta didik dan peserta didik lainnya
harus memiliki rasa saling mempercayai. Guru hendaknya seoptimal mungkin
menciptakan suasana pembelajaran dan penilaian
yang kondusif sehingga peserta didik dapat dengan mudah memperlihatkan
kemampuannya secara optimal sesuai dengan harapan standar kompetensi,
kompetensi dasar, dan indikator yang dituntut dalam kurikulum. Namun demikian,
guru tidaklah harus menciptakan suasana belajar yang dibuat-buat sehingga
seoalah-olah harus diciptakan kegiatan pembelajaran yang mengada-ada.
Sebaiknya, diwujudkan hubungan antara guru dan peserta didik yang wajar dan
alami, yang memungkinkan proses pendidikan berlangsung dengan baik dan
menyenangkan.
2)
Kerahasiaan
bersama
Kerahasiaan eviden peserta didik merupakan hal yang sangat penting
dalam portofolio. Hasil pekerjaan peserta didik secara individu ataupun
kelompok sebaiknya tidak diperlihatkan kepada peserta didik lain atau kelompok
lain, sebelum diadakan eksibisi (pameran). Penjagaan kerahasiaan ini akan
memotivasi peserta didik untuk memperbaiki eviden mereka. Kerahasiaan hasil
pengumpulan bahan dan hasil penilaiannya perlu dijaga dengan baik, tidak
disampaikan kepada pihak-pihak lain, yang tidak berkepentingan.
3)
Milik bersama
Semua pihak, guru maupun peserta didik harus menganggap bahwa semua
eviden merupakan milik bersama yang harus dijaga secara bersama-sama pula. Oleh
karena itu, semua eviden atau dokumen harus menjadi milik bersama antar guru
dan peserta didik. Guru dan peserta didik perlu menyepakati bersama diamana
eviden yang telah dihasilkan peserta didik akan disimpan. Hal ini akan
mempermudah peserta didik untuk menyimpan dan mengambil kembali portofolio
mereka. Selain itu, peserta didik akan merasa memiliki terhadap hasil kerja
mereka, dan pada ahirnya tumbuh rasa tanggung jawab pada diri mereka.
4)
Kepuasan dan
keesuian
Hasil akhir portofolio adalah ketercapaian standar kompetensi,
kompetensi dasar, dan indikator. Kepuasan pihak teletak pada tercapainya
standar kompetensi, kompetensi dasar, maupun indikator tersebut yang
dimanifestasikan melalui eviden peserta didik. Kesesuaian ini akan menjamin
ketercapaian kompetensi yang menjadi kriteria keberhasilan belajar peserta
didik disekolah. Seluruh eviden peserta didik mulai dari awal mereka belajar
sampai pada akhir kurun waktu tertentu disimpan ditempat yang aman dan mudah
diakses. Tidak semua evidence peserta didik dapat memuaskan guru maupun peserta
didik. Tetapi, hasil kerja portofolio seharusnya berisi keterangan-keterangan
dan bukti-bukti yang memuaskan bagi guru dan peserta didik. Portofolio
hendaknya juga merupakan bukti prestasi cemerlang peserta didik dan
keberhasilan pembinaan guru.
5)
Penciptaan
budaya mengajar
Sebagian orang berpendapat bahwa portofolio adalah metode pengajaran,
sedangkan yang lainnya menganggap sebagai salah satu alat penilaian.
Sebenarnya, antara pengajaran dan penilaian portofolio tidak dapat dipisahkan.
Penialaian portofolio hanya dapat dilakukan jika pengajarannya pun menggunakan
pendekatan portofolio. Jika dalam mengajar guru hanya menuntut peserta didik
untuk menghafal fakta atau pengetahuan pada taraf yang rendah, maka penilaian
portofolio tidak akan bermakna. Penilaian portofolio akan efektif jika
pengajarannya menuntut peserta didik untuk menunjukkan kemampuannya yang nyata
yang menggambarkan pengembangan aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan pada
taraf yang lebih tinggi.
6)
Refleksi
bersama
Penilaian portofolio memberikan kesempatan untuk melakukan refleksi
bersama-sama, dimana peserta didik dapat merefleksikan tentang proses berpikir
mereka sendiri, pemecahan masalah, atau pengambilan keputusan dan mengamati
pemahaman mereka tentang kompetensi dasar dan indikator yang telah mereka
peroleh. Portofolio secara jelas mencerminkan hasil peserta didik yang
dirumuskan dan diidentifikasikan dalam kompetensi dasar dan indikator yang
diharapkan dipelajari oleh peserta didik. Portofolio difokuskan pada pengalaman
belajar peserta didik dari aspek pengetahuan keterampilan dan sikap dalam
periode waktu tertentu (misalnya dalam waktu satu semester).
7)
Proses dan
hasil
Penilaian portofolio menerapkan proses dan hasil. Proses belajar yang
dinilai misalnya diperoleh dari catatan perilaku harian peserta didik mengenai
sikapnya dalam belajar, antusias tidaknya dalam mengikuti pelajaran, dan sebagainya.
Aspek lain dari penilaian portofolio yaitu aspek penilaian hasil, yaitu
menilai hasil akhir dari suatu tugas yang diberikan oleh guru. Dengan demikian
maka penilaian portofolio tidak hanya sekedar menilai hasil akhir pembelajaran
melainkan juga perlu memberikan penilaian terhadap proses belajar[17].
Berdasarkan uraian mmengenai
prinsip dari penilaian portofolio di atas, maka dapat disimpulkan bahwa prinsip
suatu penilaian portofolio menekankan pada bagaimana dalam penilaian portofolio
tersebut harus adaanya rasa saling percaya yang akan tercipta dengan adanya
kejujuran dan saling keterbukaan antara
guru dan pesreta didik, kerahasiaan bersama yng dilakukan agar peserta didik
yang memiliki kemampuan rendah dan tinggi tidak merasa dibeda-bedakan.
Kepuasan dan kesesuain yang menjadi tujuan ahir dari sebuah penilaian
portofolio dan akan dapat menjamin ketrecapaian dari kompetensi yang menjadi
criteria keberhasilan dari proses beajar peserta didik.penciptaan budaya
mengajar, refleksi bersama yang akan membuat peserta didik dapat secara mandiri
merefleksikan kemampuan mereka sendiri,memecahkan permasalahan-permasalahan
yang dihadapi dan mengambil keputusan sendiri. Proses dan hasil yang menekankan pada proses ketika proses
pembelajaran berlangsung (sikap atupun auntusias), sedangkan hasil yaitu
mrupakan penilaian dari proses selama pembelajaran tersebut berlangsung.
d.
Keunggulan
menggunakan penilaian portofolio
1)
Perubahan
paradigma penilaian
Perubahan paradigma penilaian adalah dengan adanya perubahan
membandingkan kedudukan kemampuan peserta didik kepada pengembangan kemampuan
peserta didik melalui umpan balik dan refleksi diri. Penilaian portofolio dapat
membantu guru membakukan dan mengevaluasi kemampuan dan pengetahuan peserta
didik sesuai dengan harapan tanpa mengurangi kreativitas peserta didik dikelas.
Penilaian portofolio juga dapat membantu peserta didik untuk lebih bertanggung
jawab terhadap yang mereka kerjakan dikelas dan meningkatkan peran serta mereka
dalam kegiatan pembelajaran.
2)
Akuntabilitas
Penilaian portofolio seyogyanya menekankan pada akuntabilitas (accountability). Guru sebagai pendidik
bertanggung jawab terhadap konstituen yaitu peserta didik, orang tua, sekolah,
dan masyarakat. Portofolio adalah salah satu penilaian yang dapat dilaksanakan
sebagai perwujudan penilaian yang bertanggung jawab kepada konstituen yang
dimaksud diatas. Proses seleksi eviden, hasil kerja, ataupun dokumen yang telah
dikerjakan peserta didik senantiasa melibatkan peserta didik dalam penilaian.
Dengan demikian, pertanggung jawaban akan lebih mudah dilakuakan dibandingkan
dengan bentuk penilaian lainnnya.
3)
Peserta didik
sebagi individu dan peran aktif peserta didik.
Ciri khas penilaian portofolio adalah memungkinkan guru untuk melihat
peserta didik sebagi individu, yang masing-masing memiliki karakteristik,
kebutuhan, dan kelebihan tersendiri. Ciri khas ini merupakan keunggulan, dimana
penilaian portofolio sangat berguna manakala program evaluasi sangat fleksibel
dan lebih menekankan pada tujuan individual. Salah satu kelebihan portofolio
adalah memungkinkan peran aktif dalam proses penilaian, dan memberikan
kesempatan untuk meningkatkan kemampuan mereka.
4)
Peserta didik
sebagi individu dan peran aktif peserta didik.
Penilaian portofolio dapat mendorong guru untuk mendokumentasikan kebutuhan dan asset
komunitas yang berminat. Penilaian portofolio juga dapat mengklarifikasikan dan
mengidentifikasi progam pengajaran dan memungkinkan untuk mendokumentasikan
pemikiran disamping pengembangan program. Proses untuk menentukan kriteria
untuk portofolio akan mengalir dengan sendirinya dari tujuan pembelajaran yang
telah direncanakan dalam program pembelajaran.
Namun demikian, dalam program pembelajaran yang tujuan pembelajarannya
tidak secara jelas dinyatakan, pengembangan program pengajaran mungkin dapat
mengklarifikasi tentang tujuan pembelajaran apa yang harus dicapai dan hasil
kerja peserta didik yang bagaimana yang
bisa diterima sebagai bahan portofolio. Dengan demikian, kriteria portofolio
akan berpengaruh terhadap penentuan tujuan pembelajaran (indikator pencapaian
hasil belajar)
5)
Keterlibatan
orang tua dan masyarakat
Salah satu kelebihan penilaian portofolio adalah sebagai alat komunikasi dengan adanya keterlibatan
pihak luar seperti guru, orang tua, komite sekolah dan masyarakat luas.
Penilaian portofolio melibatkan guru dan masyarakat untuk berperan serta dalam
pencapaian kemampuan peserta didik yang berkaitan dengan konteks kurikulum
dibandingkan dengan hanya melihat angka-angka tes yang selama ini dihasilkan.
Penilaian portofolio lebih bermakna dibandingkan dengan bentuk penilaian
lainnya mengingat adanya keterlibatan orang tua, komite sekolah, dan masyarakat
luas.
6)
Penilaian
diri
Salah satu kelebihan penilaian portofolio adalah pengukuran dilakukan
berdasarkan eviden peserta didik yang asli. Portofolio memungkinkan peserta
didik melakukan penilaian diri sendiri, refleksi dan pemikiran yang kritis.
7)
Penilaian
yang fleksibel
Penilaian portofolio memungkinkan pengukuran yang fleksibel yang
bergantung kepada indikator pencapaian hasil belajar yang ditentukan.
8)
Tanggung
jawab bersama
Penilaian portofolio memungkinkan guru dan peserta didik secara bersama
bertanggung jawab untuk merancang proses pembelajaran dan untuk mengevaluasi
kemajuan belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
9)
Keadilan
Portofolio adalah salah satu alat penilaian yang ideal untuk kelas yang
heterogen, yang sangat berguna bagi guru untuk menggambarkan kelebihan dan
kekurangan peserta didik dan memantau perkembangan mereka. Peserta didik yang
memiliki kemampuan lebih dapat dengan mudah menunjukkan kemampuan mereka.
Sedangkan peserta didik yang memiliki kelemahan dapat ditolong untuk
meningkatkan kemampuan mereka dan menunjukkan usaha mereka sesegera mungkin[18]
3.
Kreativitas Belajar
a.
Pengertian
kreativitas belajar
Kreativitas adalah hasil dari interaksi antara individu dengan lingkungannya.
Seseorang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan dimana ia berada, dengan
demikian baik perubahan didalam individu maupun di dalam lingkungan dapat
menunjang atau dapat menghambat upaya kreatif. Implikasinya ialah bahwa
kemampuan kreatif dapat ditingkatkan melalui pendidikan.
Rogers (1962) menekankan bahwa
sumber dari kreativitas adalah dorogan untuk mengaktualisasi diri , mewujudkan
potensi dorongan untuk berkembang dan jadi matang, kecendrungan untuk
mengekspresikan dan mengaktifkan semua
kemampuan organisme. Clark Moustakis (1967) sikologi humanistic menyatakan
bahwa kretivitas adalah pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan
identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungn dengan diri sendiri,
dengan alam, dan dengan orang lain[19].
Kreativitas, disamping bermakna baik untuk pengembangan diri maupun
untuk pembangunan masyarakat, yaitu kebutuhan akan perwujudan diri sabagai
salah satu kebutuhan paling tinggi bagi manusia (Maslow, 1968). Kreativitas
dalam perkembangannya sangat terkait dengan empat aspek, yaitu aspek pribadi,
pendorong, proses dan produk. Ditinjau dari aspek pribadi, kreativitas muncul
dari interaksi pribadi yang unik dengan lungkungannya. Ditinjau dari aspek
pendorong, kreativitas dalam perwujudannya memerlukan dorongan internal dan
dorongan eksternal dari lingkungan. Ditinjau dari segi proses, menurut Torrance
(1988), kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya masalah,
membuat dugaan tentang kekurangan, menilai dan menguji dugaan atau hipotesis
kemudian mengubah dan mengujinya lagi, dan akhirnya menyampaikan
hasil-hasilnya. Ditinjau dari produk, kreativitas menekankan bahwa apa yang
yang dihasilkan dari proses kreativitas, ialah sesuatu yang baru, orisinal dan
bermakna[20].
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kreativitas merupakan
suatu dorongan dari dalam diri seseorang untuk melakukan suatu perbuatan atau
aktivitas, dapat berfikir kraeatif yaitu kemampuan seseorang untuk
mengembangkan bakat yang dimiliki serta melihat berbagai macam kemungkinan penyelesaian
terhadap suatu masalah.
b.
Peranan
sekolah dalam mengembangkan kreativitas anak
1)
Membangkitkan
kreativitas disekolah
a)
Sikap guru, Motivasi instrinsik akan
tumbuh jika guru memungkinkan anak untuk bisa diberi otonomi sampai batas waktu
tertentu dikelas. Seorang guru yang mendorong otonomi anak menggunakan
peendekatan memberikan gagasan, saran dan bimbingan, tetapi tidak memberikan
jawaban dan petunjuk eksplisit. Guru memberikan banyak materi dan dorongan
kepada anak untuk mencetuskan gagsan sendiri.
b)
Falsafah
mengajar
Falsafah mengajar yang mendorong kreativitas anak secra keseluruhan
adalah sebagi berikut :
1.
Belajar
adalah sangat penting dan menyenangkan
2.
Anak patut
dihargai dan dsyangi sebagai pribadi yang unik
3.
Anak
hendaknya menjadi pelajar yang aktif. Mereka perlu didorong untuk membawa
pengalaman, gagasan, minat, dan bahan mereka kedalam kelas.
4.
Anak perlu
merasa nyaman dan dirngsang didalam kelas
5.
Anak harus
mempunyai rasa memiliki dan kenbanggaan didalam kelas. Merea perlu dilbatkan
dalam merancang kegiatan belajar.
6.
Guru
merupakan nara sumber
7.
Anak perlu merasa
bebas untuk mendiskusikan masalah secara terbuka baik bersama guru maupun teman
sebaya
8.
Pengalaman
belajar hendaknya dekat dengan pengalaman didunia nyata.
2)
Strategi
mengajar
a)
Penilaian
Dalam kelas yang menunjng kreativitas, guru menilai pengetahuan dan
kemajuaan siswa melalui intraksi yang terus menerus dengan siswa. Pekerjaan
siswa dikembalikan degan banyak catatan dari guru dan kemudian secara berkala
guru meemberikan catatan tentang kemajuan siswa.
Dalam model yang menunjang motivasi intrinsik dan kreativitas, anak
sebagian besar bertanggung jawab untuk memonitor sendiri pekerjaan mereka. Guru
memberikan mereka tujuan dalam bidang tertentu yang harus diselesaikan dalam
waktu tetentu , tetapi anak mempunyai otonomi untuk menetukan bagaimana
menyelesaikan tujuan belajar, dan mereka bertanggung jawab mengatur
langkah-langkah kemajuan mereka kearah tujuan.
b)
Hadiah
Hadiah yang diberikan hendaknya berkaitan erta dengan kegiatannya. Hadiah yang terbaik untuk pekerjaan yang baik adalah yang tidak berupa materi. Seperti
senyuman atau anggukan kata penghargaan, kesempatan untuk menampilkan dan
mempersentasikan pekerjaan mereka.
c)
Pilihan
Kreativitas tidak akan berkembang jika anak hanya dapat melakukan
sesuatu dengan satu cara. Berilah kegiatan yang berstruktur dalam struktur
tertentu. mereka memerlukan batasan dan garis besar dalam mengerjakan suatu tugas,, tetapi dalam
batasan-batasn ini hendaknya diberi kemungkinan untuk membut pilihan[21].
G. Metode Penelitian
Untuk melakukan penelitian ini diperlukan
metode penelitian yang tersusun secara sistematis agar data yang benar
keabsahannya sehingga penelitian ini
layak untuk diuji kebenarannya.
1.
Pendekatan
Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan pendekatan penelitian
kualitatif. Pemilihan penggunaan pendekatan penelitian kualitatif dalam
penelitian ini didasarkan pada fenomena kasus yang akan diteliti yaitu strategi guru. Srategi guru merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengetahui perkembangan
kreativitas belajar siswa melalui
penilaian portopolio. Hal ini bersesuaian dengan
pengertian penelitian kualitatif yaitu proses
penelitian dan pemahaman berdasarkan pada metologi yang menyelidiki suatu
fenomena sosial dan masalah
manusia[22]. Pendekatan
Kualitatif dalam penelitian ini termasuk pada jenis fenomenologi yaitu
penelitian yang berorientasi untuk memahami, menggali, dan menafsirkan arti
dari peristiwa-peristiwa, fenomena-fenomena dan hubungan dengan orang-orang
tertentu[23].
2.
Kehadiran
Peneliti
Dalam penelitian kualitatif, peneliti
berperan sebagai instrumen sekaligus sebagai pengumpul data sehingga keberadaannya
di lokasi penelitian mutlak diperlukan[24].
Berdasarkan hal tersebut, kehadiran
peneliti dalam penelitian ini tidak dapat dipisahkan dari pengamatan secara
langsung. Dalam penelitian ini, peneliti berperan sebagai instrumen kunci dan
melibatkan diri dalam pelaksanaan kegiatan yang diteliti dan bukan bermaksud
mempengaruhi obyek yang akan diteliti tapi semata-mata untuk mendapatkan data
yang akurat.
3.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMAN 1 Gangga kabupaten Lombok Utara. Adapun alasan Pemilihan Lokasi Penelitian ini adalah:
a.
Di SMAN
1 Gangga kabupaten Lombok Utara merupakan tempat penelitian
mudah terjangkau oleh peneliti sehingga dalam melakukan penelitian akan mudah dalam menggali data.
b.
Sepengetahuan
penulis belum ada seorang yang pernah meneliti tentang strategi yang digunakan
guru dalam menerapkan penilaian portofolio untuk mengembangkan kreativitas
belajar siswa di SMAN 1 Gangga.
4.
Sumber Data
Sumber data penelitian adalah subyek
dari mana data dapat diperoleh[25]. Dalam
penelitian ini peneliti akan menggunakan purposive sampling artinya data
diperoleh dari sumber data yang mampu memberikan data yang akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Nasution menjelaskan bahwa sumber
data adalah yang wajar atau natural setting dimana peneliti dalam hal ini
mengumpulkan data berdasarkan metode yang sudah ditetapkan tanpa dipengaruhi
dengan disengaja[26]. Adapun
yang menjadi sumber data yang menjadi sasaran utama dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a.
Kepala SMAN 1 Gangga kaupaten Lombok Utara sebagai
Supervisor
b.
Tiga orang pembina dan guru SMAN 1 Gangga
yang mengampu mata pelajaran ekonomi dan Aqidah Akhlak.
c.
Semua Staf sekolah di SMAN 1 Gangga yang ikut terlibat dalam penggunaan
strategi penilaian portopolio.
5.
Prosedur
Pengumpulan Data
Pada umumnya pengumpulan
data dalam penelitian Kualitatif menggunakan teknik observasi, wawancara dan
studi dokumentasi[27].
a.
Metode
Observasi
Metode observasi adalah suatu
pengumpulan data yang dilakukan secara langsung dengan obyek yang akan
diteliti. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi digunakan untuk
mengumpulkan data yang berhubungan dengan ruang (tempat), pelaku kegiatan,
obyek perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu dan perasaan[28].
Dalam penelitian ini, metode observasi
akan peneliti gunakan untuk mencari data tentang Konsep Penilaian, penilaian
portopolio dan Kreativitas Belajar siswa.
b.
Metode
Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang
dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara[29]. Selanjutnya
Esterberg dalam Sugiono mengemukakan bahwa terdapat 3 macam wawancara dalam
penelitian kualitatif, yaitu wawancara terstruktur, semiterstruktur dan tidak
terstruktur[30]. Oleh karena dalam penelitian ini sumber data
sudah di tentukan maka teknik wawancara yang akan peneliti gunakan adalah
wawancara terstruktur terutama sekali kepada responden yang terlibat secara
langsung kepada guru yang menggunakan strategi di SMAN 1 Gangga dalam
menerapkan penilaian portopolio guna mengembangkan kreativitas belajar.
Dalam penelitian ini metode wawancara
akan peneliti gunakan untuk mengumpulkan data tentang bagaimana strategi guru dalam menerapkan
penilaian portopolio,dan kendala-kendala yang dihadapi dalam starategi tersebut
dan upaya yang harus laksanaan ketika terjadi problem
dalam stategi guru ketika
penerapan penilaian portopolio.
c.
Metode
Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang beruba catatan, transkrip, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen rapat, langgar dan sebagainya[31]. Dengan
demikian metode dokumentasi bermaksud mencari data dengan mengklasifikasikan
bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian.
Dalam penelitian ini, peneliti akan
menggunakan metode dokumentasi untuk mendapatkan data tentang stategi guru strategi guru dalam menerapkan
penilaian portopolio untuk mengembangkan kreativitas belajar siswa di SMAN 1
Gangga Tahun Ajaran 2011/2012.
6.
Teknik
Analisis Data
Menurut
Iskandar, analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke
dalam pola, kategori dan satuan dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat
dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data[32].
Berdasarkan
penelitian yang bersifat deskriftif kualitatif maka data akan dikumpulkan dan
analisis. Analisis data deskriptif mengenai subyek penelitian berdasarkan data
dari variabel yang diperoleh dari kelompok subyek yang diteliti dan tidak
dimaksudkan untuk pengujian hipotesis[33]. Dengan
menganalisis data dengan metode Huberman dan Milles peneliti akan mengmbil
langkah-langkah reduksi data, penyajian data, mengambil kesimpulan lalu
diverifikasi.
7.
Validitas
data
Untuk
menjamin validitas data penelitian ini, peneliti akan menggunakan beberapa
kriteria teknik pemeriksaan yang dikemukakan oleh para pakar penelitian.
Teknik-teknik yang dimaksud adalah[34]:
a.
Perpanjangan
keikutsertaan peneliti di lapangan
Dengan semakin lamanya
peneliti ikut serta di lapangan, maka informasi yang diperoleh dapat diuji
kebenarannya. Selain itu perpanjangan keikutsertaan peneliti juga dapat
memungkinkan peneliti terbuka terhadap pengaruh ganda yaitu faktor-faktor
kontekstual dan pengaruh gejala atau fenomena yang diteliti.
b.
Meningkatkan
ketekunan pengamatan
Dalam penelitian ini,
ketekunan pengamatan peneliti sangat diperlukan untuk menemukan ciri-ciri
fenomena atau gejala sosial dalam situasi yang sangat relevan sehingga peneliti
dapat memusatkan perhatian secara rinci dan mendalam. Ketekunan pengamatan oleh
peneliti dalam penelitian ini akan membantu menyediakan kedalaman informasi
melalui pengamatan yang teliti dan rinci secara kesinambungan terhadap faktor-faktor
yang menonjol pada masalah yang sedang di teliti.
c.
Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap suatu data. Dalam
penelitian ini, teknik triangulasi akan peneliti gunakan untuk membandingkan
antara hasil wawancara peneliti dengan informan kunci dan hasil wawancara
dengan beberapa orang informan lainnya untuk kemudian peneliti konfirmasikan
dengan studi dokumentasi yang berhubungan dengan penelitian serta hasil
pengamatan peneliti di lapangan sehingga keabsahan data terpenuhi. Teknik ini
mencoba mengkroscek temuan dengan membandingkan dengan sumber, metode, pengamat
dan teori yang ada.[35]
d.
Tersedianya
referensi
Ketersediaan dan
kecukupan referensi dapat mendukung kepercayaan data penelitian seperti
penyediaan foto, handicam, tape recorder. Referensi akan peneliti gunakan
sewaktu mengadakan pengamatan berperan serta dalam setting sosial penelitian
ini. Peneliti akan merekam kegiatan dengan handicam, foto dan wawancara
peneliti dengan responden. Dengan demikian apabila dicek kebenaran data
penelitian maka referensi yang tersedia dapat dimanfaatkan sehingga tingkat
kepercayaan data tercapai.[36]
H. Daftar Pustaka
Arikunto Suharismi.2005. Dasar-Dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Arikunto Suharsimi. Prosedur
Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
Asri Budiningsih,
Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005
Budimansyah Dasim. 2003. Model Pembelajaran Berbasis Portofolio
Ekonomi. Bandung: PT.Genesindo
Bungin Burhan. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2006.
Hadi Sutrisno.Metodologi
Research.Jilid 2.Ed 1, cet. 27 Yogyakarta: PT Andi,2002.
Iskandar. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Jakarta: Gaung Persada, 2009
Made Pidarta. Landasan
Kependidikan, Jakarta: Rineka Cipta,2006
Moleong Lexy J.. Metode
Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2008.
Munandar Utami. Pengembangan
Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta,2009
Nurul Zuriah. Metodologi
Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,
2007.
P. Joko Subagyo.Metodologi
Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta,1992.
S. Nasution.Metode
Research: Penelitian Ilmiah.Jakarta:
Bumi Aksara, 2000.
Sudijono Anas. Pengantar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: PT.Raja GrafindoPersada,2006.
Sugiono, Metode
Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2011
Suharsimi, Arikunto. Prosedur
Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta, 2006
Syaifuddin Azwar. Metodologi
Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010
Tim Penyusun. Pedoman
Penulisan Skripsi. Mataram: IAIN Mataram, 2010
Surapranata Sumarna . Panduan
Penulisan Tes Tertulis Implementasi Kurikulum 2004. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya,2007.
Soetjipto dan Raflis
Kosasi. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta, 2009
[1] Asri Budiningsih, Belajar
dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005),h.1
[2] Made Pidarta, Landasan
Kependidikan, ( Jakarta: Rineka Cipta,2006 ),h. 1
[6] Sumarna Surapranata, Penilaian
Portofolio Implementasi Kurikukulum 2004. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007),
h.21.
[11] Ibid, h.17-18.
[12] Anas Sudijono, Pengantar Evaaluasi Pendidikan. (Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada, 2011),
h.66-67
[14] Ibid,. h.76.
[15] Ibid,. h.76-84.
[16] Sumarna. Penilaian Portofolio, h. 21.
[17] Ibid, .h. 77.
[22] Iskandar, Metodologi
Penelitian Kualitatif, (Jakarta : Gaung Persada, 2009), h. 11
[23] Ibid., h. 51.
[24] Tim Penyusun, Pedoman
Penulisan Skripsi, (Mataram :
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram, 2010), h. 43.
[25] Suharsimi Arikunto, Prosedur
Penelitian-Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka Cipta, 2006), h.
129.
[27] Iskandar, Metodologi....,
h. 51.
[28] Ibid., h. 122
[29] Arikunto, Prosedur....,
h. 155
[30] Sugiono, Metode
Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung : Alfabeta, 2011), h. 233.
[31] Ibid., h. 231
[32] Iskandar, Metodologi....,
h. 231.
[33] Saifuddin Azwar, Metode
Penelitian, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2010), h. 126.
[34] Iskandar, Metodologi....,
h. 231.
[35] Iskandar, Metodologi....,
h. 154-155
[36] Iskandar, Metodologi.....,h.
161
Tidak ada komentar:
Posting Komentar